Thursday, 2 June 2016

     Cara menanam benih kecambah sawit
Dalam rangka meningkatkan laju pengembangkan Perkebunan di Propinsi Sumatera Utara untuk meningkatkan pendapatan petani, salah satu langkah yang harus ditempuh adalah upaya pengembangan seluruh potensi yang daya tersedia antara lain pemanfaatan bibit berkualitas, peningkatan sumber daya petani perkebunan, melakukan pembinaan tentang kemurnian dan mutu benih, penyediaan sarana dan penggunaan teknologi tepat guna serta pemanfaatan lahan yang tersedia untuk pengembangan perkebunan sehingga terbentuk masyarakat Agribisnis Tanaman Perkebunan. Adanya metoda pelaksanaan yang dilakukan adalah sebagai berikut : Melakukan pengumpulan data dari lapangan yang bersumber dari instansi pembibitan, data penangkar benih dan wawancara langsung dengan petani untuk mencapai keberhasilan produktifitas pada tanaman kelapa sawit ada beberapa hal cara penanggulangan di lapangan yang perlu diperhatikan antara lain

http://sawitrispappks1.blogspot.co.id/

http://sawitrispappks1.blogspot.co.id/
:
A.    KELAPA SAWIT
1.      PRE NURSERY (PEMBIBITAN AWAL)
Persiapan pembibitan dengan menggunakan Polibeg standar PN berwarna hitam untuk menghindari tranparansi dengan ukuran tinggi 22 cm, lebar 15 cm, tebal sekitar 0,5 mm dan memiliki lubang perforasi sebanyak 10 berdiameter 3 mm sebanyak tiga baris berjarak 3 x 4 cm pada bagian setengah bawah polibag.
Tanah Top Soil yang agak gembur dan tidak kedap air dimana tanah tersebut sebelumnya sudah dicampur dengan pupuk Dolomite 50 kg untuk 1.500 polibeg yang telah diayak dengan kawat berdiameter 1,5 - 2,0 cm.
Penyemaian tidak boleh dengan cara menekan untuk menghindari patah radikula, cangkang tertanam ± 1 cm dari permukaan tanah.
Setinggi 2m dari permukaan tanah terbuat dari daun pelepah palma, kelapa sawit, kelapa sebanyak 4 - 5 lembar / meter bibit. Naungan berguna sebagai pelindung bibit dari intensitas langsung sinar matahari dan terbongkarnya akar atau benih sewaktu hujan deras. Pengurangan pelepah dilakukan 1 lembar / 2 minggu setelah bibit berusia 4 minggu.
Bibit disiram setiap hari pada waktu pagi dan sore (tergantung curah hujan) dengan menggunakan gembor untuk mengindari erosi tanah di polibeg.
Bibit PN biasanya tidak dipupuk sampai umur bulan, tetapi jika ditemukan bibit kerdil karena kondisi media tanah yang kurang baik, maka diberikan pupuk Urea dengan konsentrasi 2gr/liter air untuk 100 bibit.
2.      MAIN NURSERY (PEMBIBITAN UTAMA)
Ukuran polibeg standar dengan ukuran tinggi 210 m, lebar 7,5 cm dan memiliki lobang peporasi sebanyak 24 berdiameter 0,5 cm dengan jarak 2 x 4 cm.
Tanahnya sama dengan sewaktu di PN, saat pengisian tanah ke polibeg diusahan sambil diguncang untuk menghilangkan rongga-rongga udara hingga tanah mencapai ± 5cm dari bibir polibeg.
Penaburan pupuk majemuk NPK secara merata dengan jarak 5 cm dari bonggol untuk menghindari Plasmolisis (terbakar/mati jaringan) dengan interval 2 minggu sampai bibit berumur 8 bulan.
Pemindahan dari PN ke MN setelah umur bibit mencapai 3 s/d 3,5 bulan, biasanya daunnya berjumlah 4 helai untuk memperkecil terjadinya stagnasi pada bibit. Untuk mempercepat penanaman cetakan lubang dibuat dari pipa PVC sepanjang 15 cm.
Gulma diluar polibeg disemprot dengan herbisida jenis Roundup, sedangkan yang berada di dalam polibeg harus dilakukan secara manual yaitu dengan cara mencabuti rumput.
Untuk penyakit yang sering dijumpai pada bibit seperti Curvularia, Helmithosporium, atau Antracnose dilakukan dengan penyemprotan Dethane, Sekor, atau Delsene dengan takaran 30gr/liter air.
Sedangkan hama yang sering menyerang bibit yaitu uret, Apogonia sp, ulat kantong, ulat api dan belalang dapat dilakukan dengan penyemprotan Biosis atau Decis.
3.      SELEKSI BIBIT
Hal ini sebaiknya dilakukan sejak di Pre Nursery untuk memperoleh bibit yang baik, seragam dalam pertumbuhannya serta mempertahankan potensi produksi kelak setelah tanaman berusia produktif. Penyebab dari abnormalitas bibit dapat berupa salah perlakuan penanaman, penyiraman, pemupukan, dan herbisida maupun genetik dari tanaman tersebut.
Adapun kriteria bibit abnormal yang harus diafkir sebagai berikut :
1)      Bibit tumbuh berputar atau daunnya menguncup dan kaku,
2)      Bibit dengan anak daun tidak merata,
3)      Bibit yang terserang penyakit tajuk,
4)      Bibit kerdil dibandingkan bibit lain dari persilangan dan umur yang sama,
5)      Bibit yang anak daunnya pendek dan lebar,
6)      Bibit yang helaian anak daunnya tumbuh rapat atau sangat jarang.

3 comments:

  1. sangat berguna sekali info nya gan...
    terima kasih/....

    ReplyDelete
  2. nadyan safira2 July 2018 at 19:25
    Assalamu'alaikum. Sy menyediakan atau terima orderan bibit kecambah sawit unggulan dan original. Bisa partai besar dan kecil... dgn harga miring. Dan berbagai jenis n macam... Insya Allah amanah. Silahkan lgsg saja hubungi ke 082354532112

    ReplyDelete
  3. Saya menyediakan karung jumbo bag cocok untuk diisi bahan material apapun cairan, biji-bijuan, bahan makanan, atau kimia dengan berupa : Jumbo bag dan sling bag kapasitas 500kg-2000kg kekuatan dijamin tersedia kondisi bekas ataupun baru, dan karung 50kg bekas ataupun baru ready berstandar SNI, sudah berpengalaman sejak tahun 1995, cocok buat isi hasil bumi atau pertambangan sperti, pasir, silika, sawit, rempah2, biji2an, jenis plastik, dan grade food untuk makanan, sudah berpengalaman kirim ke seluruh Indonesia dan terpercaya dan melayani pembelian partai kecil atau dalam jumlah banyak
    Kontak hubungi :
    Wa: 081296230410
    Tlp: 081278692200

    ReplyDelete